BEKASI,
KABARINDONESIA.CO.ID - Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Ketua Umum Ikatan
Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo meresmikan peluncuran motor
listrik eMOA (Elektrik Motor Aku), serta meresmikan pabrik perakitan
motor listrik dan baterai motor listrik oleh PT. Baterai Listrik
Motorindo yang didirikannya bersama para pengusaha Korea Selatan di
Indonesia. Pada tahap awal, motor listrik eMOA dipasarkan dalam dua
tipe, E1 dan E2. Garansi baterai di kedua tipe tersebut mencapai 2
tahun.
Selain di Cikarang, Kabupaten Bekasi, PT Baterai Listrik Motorindo juga
akan membangun pabrik di Gunung Puteri, Kabupaten Bogor. Memanfaatkan
lahan sekira 3,5 hektare, dengan nilai investasi diperkirakan mencapai
USD 30 juta. Kehadiran operasional PT Baterai Listrik Motorindo di
Bekasi dan Bogor, turut berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja.
Mengingat saat Indonesia berada pada fase bonus demografi dengan
keberlimpahan penduduk usia produktif.
"Saya
optimis PT Baterai Listrik Motorindo akan berkembang pesat. Mengingat
potensi industri motor listrik di Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini
saja, jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai 132,43 juta unit.
Pemerintah Indonesia juga sedang mempercepat transisi dari kendaraan
konvensional berbahan bakar minyak ke bermotor listrik. Hal ini
ditunjukan dengan keluarnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019
tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
untuk Transportasi Jalan," ujar Bamsoet usai meresmikan peluncuran motor
listrik eMOA sekaligus meresmikan pabrik perakitan motor listrik dan
baterai motor listrik oleh PT Baterai Listrik Motorindo, di Bekasi,
Kamis, (5/9/2024).
Hadir
antara lain, Presiden Direktur PT. Baterai Listrik Motorindo sekaligus
Ketua Asosiasi Korea di Indonesia Mr. Park Jae Han, Anggota DPR/MPR RI
Robert J. Kardinal, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Korea
Selatan di Indonesia Mr. Lee Kang Hyun, Direktur Utama PT Ventures
Indonesia Junaidi Elvis, serta Founder Yayasan Ali Network Indonesia Ali
AnSun Geun.
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum, HAM,
dan Keamanan ini menjelaskan, proyeksi pertumbuhan sepeda motor listrik
di Indonesia pada tahun 2030 mencapai 13 juta unit, sedangkan
pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) mencapai
31.859 unit, dan pembangunan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik
umum (SPBKLU) mencapai 67.000 unit. Langkah kebijakan tersebut
berpotensi menghemat konsumsi BBM hingga 6,03 juta kilo liter.
"Saat ini, melimpahnya kendaraan bermotor berbahan bakar minyak tidak
hanya berdampak pada rusaknya kualitas udara, tetapi juga tingginya
subsidi BBM yang harus ditanggung negara. Meskipun subsidi BBM tahun
2025 diproyeksikan sebesar 19,41 juta kiloliter atau mengalami penurunan
dibanding target tahun sebelumnya sebesar 19,58 juta kiloliter, angka
tersebut masih tergolong besar, dan tentunya sangat membebani APBN,"
jelas Bamsoet.
Ketua
Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala
Badan Polhukam Kadin Indonesia ini menerangkan, pengembangan kendaraan
listrik seperti eMOA adalah wujud keseriusan Indonesia dalam
implementasi transisi energi menuju energi baru dan terbarukan,
sekaligus wujud komitmen dalam menekan emisi karbon di angka 29 persen
pada tahun 2030, atau emisi nol bersih (net-zero carbon) pada tahun
2060.
"Kendaraan konvensional berbahan bakar minyak berkontribusi pada polusi
udara. Sekitar 60 persen kontributor polusi udara di Indonesia
disebabkan oleh kendaraan bermotor, di mana pembuangan gas kendaraan
bermotor menghasilkan beragam zat berbahaya seperti karbon monoksida
(CO), Timbal (Pb), nitrogen dioksida (NO2), dan karbon dioksida (CO2).
Tidak mengherankan jika beberapa kota yang dipadati oleh sepeda motor,
seperti Jakarta dan Tangerang, beberapa kali memuncaki daftar kota
paling tercemar di dunia," terang Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan,
konsumen yang beralih ke kendaraan listrik bisa mendapatkan banyak
keuntungan. Antara lain mendapatkan kredit khusus kendaraan bermotor
listrik dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan bunga sebesar 3,8 persen
per tahun dan tenor sampai dengan enam tahun. Gratis tambah daya dari
PLN bagi pemilik mobil listrik, serta diskon 75 persen untuk tambah daya
bagi pemilik sepeda motor listrik.
Biaya charger baterai kendaraan listrik juga sangat rendah dibanding
kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak. Sebagai perbandingan,
berbagai riset menampilkan rata-rata sebuah sedan biasa yang dikemudikan
sejauh 15.000 mil akan menghabiskan rata-rata USD 6.957. Sedangkan
kendaraan listrik, dengan jarak tempuh yang sama hanya membutuhkan
sekira USD 540. (*/kg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar